Minggu, 01 Juni 2014

Sadomasonism



     Sadomasonism adalah interaksi antara Individu dengan Sadism (suka menyiksa) dan Masonism (suka disiksa). Sadomasonism mulai terkenal di negara-negara maju dan berkembang, banyak juga terjadi di negara-negara bagian barat yang bersifat individu. Interaksi tersebut terkadang dapat menjatuhkan korban. Karena itu telah diterbitkan buku The Master dan Mistress’s Handbook, sebuah paduan untuk pertemuan S&D yang menuliskan peraturan bagaimana untuk menyiksa partner submissive tanpa benar-benar membahayakan.
     Kata-kata aman atau (safe Word) juga dapat diterapkan dalam interaksi ini. Kata Safe Word ini diucapkan ketika pihak yang bermain peran sebagai Slave / Budak merasakan ketidaknyamanan atau kesakitan akibat perilaku dari individu dominant.  Semakin banyaknya individu dengan penyakit ini mengakibatkan munculnya profesi yang memenuhi kebutuhan para masonism seperti pebisnis –pebisnis.
     Profesi tersebut adalah Dominatrix, dominatrix adalah seorang wanita yang memenuhi kebutuhan para slave yang dibayar untuk menyiksa klientnya. Melissa Febos seorang Dominatrix yang berasal dari amerika mengaku mematok harga seharga $200-$1500 perjamnya. Dan dapat dia masih mendapatkan tips lebih dari pelanggannya, pelanggannya kebanyakan adalah para pengusaha sukses yang telah mengembangkan suatu usaha dan butuh kompensasi atas kerja kerasnya memerintah seluruh bawahannya.
     Sehingga pengusaha sukses tersebut membutuhkan dominatric untuk memberikan kuasa atau perintah atas dirinya. Yang membuat harganya dominatric begitu mahal adalah sulitnya untuk mencari wanita yang dapat melayani client sadomasonism mengingat jumlah dominatric atau wanita dengan kepribadian Sadism masih sedikit. Tetapi nyatanya Febos tetap mendapatkan pelanggan secara rutin, dan menghidupi kehidupannya nonseksualnya secara normal dengan tetap berkuliah di Harvard university.
     Jenis kepribadian ini mungkin dapat kita temui di kehidupan kita sehari-hari. Banyak juga kasus di sekitar kita. Seperti contohnya adalah suami dari Manohara Odelia Pinot. Manohara dikatakan mendapati perlakuan kasar dari suaminya seperti bekas sayatan pada sekujur bagian tubuhnya dan salah satu titik pada punggungnya yang diduga adalah bekas suntikan yang diberikan oleh suaminya kepadanya.
















Pengaruh Media kepada anak

Hindari memberikan gambar-gambar sensual pada Anak

Anak-anak memiliki daya tangkap yang sangat luar biasa. Setiap kejadian yang anak-anak lakukan adalah proses pembelajaran bagi dirinya sendiri. Informasi yang mereka terima dapat mereka terapkan dalam kehidupannya secara langsung maupun tidak langsung. Mereka mungkin tidak menerapkan sekarang, namun seiring perkembangan mereka, mereka akan selalu penasaran dan mempraktekan apa yang mereka lihat.

Kita berbicara tentang perilaku seksual yang ditampilkan oleh media yang berbau pornografi atau iklan-iklan di jalanan yang sasaran konsumennya adalah orang dewasa. Seringkali iklan-iklan itu dipublikasikan besar-besaran sehingga tidak hanya orang dewasa yang melihat, namun anak-anak juga melihat dan mengumpulkan informasi-informasi yang ia lihat. Penelitian dilakukan pada anak-anak berumur 12-17 tahun, sebanyak 1762 anak yang suka menonton tv show, advertising, internet-internet yang menampilkan gambar-gambar berbau seksual akan memiliki kecenderungan untuk melakukan hubungan seksual dalam jangka waktu 12 bulan ke depan (Santroct, 2007).

Ternyata perilaku seksual yang terjadi pada remaja memiliki hubungan dengan gambar-gambar yang ditampilkan oleh media. Karena juga tidak adanya seks edukasi dari pihak sekolah dan pertanyaan-pertanyaan seputar seks masi dianggap tabu oleh orang tua. Maka tidak ada yang memberikan anak informasi yang jelas seputar seks. Anak menjadi semakin penasaran dan memendam rasa penasaran tersebut sampai mereka dewasa. Rasa penasaran itu memandu anak-anak untuk melakukan hubungan seksual.


Untuk itu rasa ingin tahu anak-anak harus dipenuhi dengan memberikan jawaban-jawaban yang jelas tentang seputar seks. Kita tidak bisa mengurangi peredaran dari media-media,  maka kita harus mencoba mengedukasi anak-anak dan memuaskan rasa keingintahuan mereka. Selain memberikan jawaban yang jelas kepada mereka, kita juga harus membatasi mereka menonton atau melihat gambar-gambar yang terpajang di media ataupun di mall-mall.  Kecanggihan teknologi saat ini memang sangat memudahkan kita untuk mencari sesuatu yang berguna. Namun jangan sampai perkembangan teknologi ini malah membuat kita semakin mundur dengan informasi-informasi berbau seksual. J

Kamis, 29 Mei 2014

Praktikum Wawancara

Praktikum Wawancara


     Praktikum dengan setting pendidikan, klinis dan PIO dilakukan di kelas Teknik Wawancara Psikologi Universitas Tarumanagara. Dengan melakukan kelas praktikum ini, saya menjadi dapat merasakan  bagaimana cara menjadi interviewer, interviewee dan observer. Ternyata tidak mudah untuk memainkan peranan-peranan tersebut. Sebagai interviewer, kita dapat dengan mudah mengetahui apa yang dirasakan oleh interviewee kita. Melalui metode wawancara, proses penggalian dapat berjalan sangat efektif ketika kita berhasil membina rapport dari subjek kita. Tetapi terkadang memang tidak mudah untuk dapat bertanya bila kita terpaku dengan pedoman wawancara.
     Kita harus dapat meningkatkan rasa curiousity kita akan sesuatu permasalahan. Sehingga dalam mengajukan pertanyaan, kita dapat membuatnya mengalir seakan-akan pedoman wawancara yang telah kita buat telah ada di dalam otak kita dan membuat sebuah alur perbincangan yang menyenangkan dan tidak bersifat menyerang. Dalam posisi interviewee, proses wawancara sangat rentan untuk ‘menyerang’ subjek dengan pertanyaan-pertanyaan tajam.
     Dengan diberikan pertanyaan seperti itu, interviewee akan merasa dirinya tidak dipercaya dan malah akan menutup diri saat menjawab pertanyaan-pertanyaan kita. Oleh karena itu, kita harus mencoba untuk membuat perbincangan tetap hangat dan mencoba untuk menerima mereka walaupun mereka telah melakukan sesuatu yang dinilai salah oleh orang lain.

     Bermain peran Observer dalam kelas praktikum ini juga sangat memberikan saya gambaran tentang bagaimana menjadi seorang intervieweer yang benar. Saya banyak menemukan kesalahan-kesalahan dari subjek yang saya observasi sehingga saat menjadi interviewer, saya akan mencoba tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang telah saya nilai sendiri. Kelas Teknik Wawancara kali ini tidak hanya memberikan teori, tetapi juga saya mendapatkan skill untuk memulai sebuah proses wawancara yang baik dan benar. Thanks. :)

Senin, 28 April 2014

Sharing dari Senior Psikologi Untar.

     Hari ini di kelas Teknik Wawancara kedatangan 3 orang tamu yang berbagi cerita serta suka dukanya berkerja sebagai HRD. Sharing ini cukup menyenangkan dan menambah ilmu bagaimana menerapkan ilmu Psikologi di lapangan langsung. Narasumber pertama bernama kak Lina, Kak lina saat ini berkerja di bagian HR pada perusahaan food and beverages yang cukup besar di Jakarta. Kak Dina juga menceritakan tentang pengalaman berkerjanya di Papua. Di Papua, Kak Lina pernah berkerja sebagai HR, namun tantangannya adalah beliau harus menghadapi para pekerja dari penduduk asli sana yang mayoritas dari mereka tidak sempat ‘menikmati’ bangku sekolah.
      Perbedaan kebudayaan dan pendidikan masyarakat papua, mengharuskan Kak Dina untuk menjalankan tugasnya dengan cara yang berbeda, Kak Dina menjelaskan bahwa teknik wawancara dalam setting formal tidak cocok untuk dilakukan kepada penduduk lokal sana, sehingga Kak Dina mewawancarai pekerja di selang waktu istirahat sambil menikmati makan siang. Setelah membangun rapport, barulah Kak Lina menanyai masalah pribadi mereka.
     Yang kedua adalah Kak Jeremiah Jerry Ishak, Kakak ini bercerita tentang perkerjaannya sebagai HR di sebuah perkebunan kelapa sawit. Suka dan Duka dilalui kakak ini, menurut kak Jerry, lebih banyak ‘suka’nya daripada duka yang dirasakan, walaupun pernah ditodong sebilah golok saat sedang berusaha mengerjakan perkerjaannya dengan baik. Saat itu kak Jerry sedang melakukan proses rekrutmen, dan secara sengaja kak Jerry menolak seorang pelamar yang ternyata adalah anak kepala suku dari kampung tersebut. Kak Jerry menolak anak kepala suku itu karena anak kepala suku itu datang dengan keadaan mabuk.
     Tetapi pesan kak Jerry adalah tetap tenang dan jangan panik saat menghadapi masalah. Karena ketika kita panik, kita tidak akan dapat berpikir dengan tenang dan memungkinkan untuk menambah masalah yang baru. Saat itu, “mass” tempat kak Jerry tinggal hampir dibakar oleh penduduk sekitar dan telah dihadapkan dengan sebilah golok dilehernya. Tetapi dengan tenang kak Jerry mencoba melakukan problem solving dan menemukan titik permasalahannya. Setelah massa mengerti maksud kak Jerry, kak Jerry melakukan ice breaking dengan mengajak para massa untuk membakar ayam dengan bensin yang dimaksudkan untuk membakar “mass” kak Jerry.
     Ada 3 hal yang ditekankan oleh kak Jerry dalam melakukan wawancara, yang pertama adalah kita harus memiliki pengetahuan tentang perusahaan tempat kita akan diwawancara, yang kedua, harus tahu siapa diri kita, dan yang terakhir, kita harus tahu posisi orang yang kita wawancara. Semua itu berguna dalam mencari informasi yang kita inginkan dari interviewee dan menjawab pertanyaan untuk kita dari interviewer.
     Pembicara yang ketiga adalah kak Philipus Opus, kak Philip mempraktekan secara langsung proses interview di depan kelas. Kak Philipus berkerja sebagai HR di toko kue ternama di Jakarta, untuk itu proses seleksi dan rekrutmen karyawan harus dilihat dari segi kebersihan dan kerapian para pelamar. Tidak jarang kak Phillipus mewawancarai pelamar dengan durasi hanya 2 menit. Dalam 2 menit tersebut kak Philipus mengobservasi penampilan dan kerapian interviewee, bila dirasa tidak memenuhi persyaratan, kak Philipus segera menyudahi proses interview.
     Begitulah sharing senior di kelas Tekwan. Benar-benar kesempatan yang bagus untuk bisa mendengar pengalaman-pengalaman kakak-kakak di bidang PIO ini. Semoga sharing ini dapat berguna bagi yang ingin melakukan proses wawancara atau bahkan ingin masuk ke dunia PIO. J

Sabtu, 26 April 2014

AIDS Pada Anak di Bawah Umur



AIDS merupakan penyakit menular yang timbul akibat infeksi virus HIV; sebuah virus yang menyebar melalui cairan tubuh seperti semen, cairan vagina, ASI, dan darah. Karena dapat menular melalui ASI, bayi dari perempuan dengan HIV/AIDS sangat rentan tertular virus tersebut. Berbagai hal yang terjadi pada saat menyusui adalah terdapat luka pada bagian puting ibu atau yang disebut dengan mastitis, luka di mulut bayi, prematuritas dan fungsi kekebalan tubuh bayi. Tetapi selain ASI, ternyata infeksi jauh lebih memungkinkan ditularkan pada masa kehamilan melalui plasenta atau saat proses kelahiran alami melalui vagina.

Bayangkan kehidupan bayi tersebut yang membawa penyakit HIV/AIDS tersebut.. Bukan pilihan mereka untuk lahir dari perut seorang ibu dengan HIV. Tetapi semuanya berdampak pada perkembangan hidup sang anak. Sang bayi akan mengalami penurunan fisik seiring bertambahnya waktu, di samping itu kebutuhan emosional anak juga akan terganggu. Mungkin juga akan terjadi penolakan di kalangan keluarga anak (selain keluarga inti), teman-teman, dan juga lingkungan-lingkungan di sekitar anak tersebut.

Stigma buruk tentang penderita HIV/AIDS di kalangan masyarakat masih sangat buruk. Tercatat bahwa 1 dari 5 orang masih takut akan tertular penyakit HIV dan berinteraksi dengan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).  Selain itu trauma emosi yang dialami oleh orang tua, orang tua menghadapi masalah yang berat dalam perawatan, pemberian kasih sayang terhadap anak dengan HIV/AIDS. Masalah berat yang di alami oleh orang tua ini mempengaruhi perkembangan emosi dan mental sang anak. Sehingga anak sulit tumbuh dalam lingkungannya dan akan merasa mereka telah ‘ditolak’ oleh lingkungan mereka.

Korban HIV/AIDS terus bertambah, dan salah satu penyebab meningkatnya korban adalah anak-anak. Karena itu salah satu cara penangulangannya merujuk pada mengurangi penularan dari ibu ke anak. Berikut beberapa cara yang dapat kita lakukan, yaitu: mengurangi penularan dari ibu ke anak, mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita dengan AIDS, dan bila terlanjur terkena harus melakukan treatment highly active antiretroviral therapy (HAART). HAART adalah sebuah terapi yang mengontrol perkembangan virus HIV dengan baik dan menurunkan laju progres AIDS. Terapi ini juga membantu meningkatkan ekspektansi hidup bayi yang terinfeksi HIV Tanpa HAART, 1 dari 3 bayi Afrika yang lahir dengan infeksi HIV meninggal sebelum usia 1 tahun, sekarat sebelum ulang tahun ke-2, dan mayoritas meninggal sebelum usia 5 tahun. Sekarang dengan HAART, bayi-bayi tersebut bisa hidup lebih lama dari ekspektansi hidup bayi-bayi yang tidak mendapat treatment HAART.


Selain itu kita harus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk memberikan dukungan positif terhadap korban HIV AIDS, edukasi juga penting kita berikan untuk ibu dengan HIV/AIDS agar lebih berhati-hati merawat bayi (memberikan ASI dsb). Kita juga harus sadar bahwa HIV/AIDS sesungguhnya tidak semudah itu dapat tertular, untuk itu kita harus selalu merangkul korban HIV/AIDS agar perkembangan emosional dan ekspetasinya terhadap dunia semakin tinggi.


Rabu, 05 Maret 2014

How do we attract each other?



Bagaimana cara kalian untuk menilai keseksian pasangan kalian? 
Pasti ada yang menjawab dari bentuk badan. Nyatanya keseksian pada manusia berbeda-beda tergantung selera pemilihnya. Ada yang mengatakan bahwa dengan mengerakkan pinggulnya, seorang wanita akan terlihat lebih atraktif atau lebih seksi. Ada juga yang mengatakan bahwa pada saat berjalan, pria yang mengerakkan bahunya juga terlihat lebih seksi di mata wanita. Ya! beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat darimana sisi keseksian dilihat. 

Lalu, faktor-faktor lain apakah yang dapat membuat kita tertarik akan lawan jenis kita?
Sebetulnya ada banyak faktor yang dapat membuat kita tertarik dengan lawan jenis kita tanpa kita sadari, bentuk simetris muka, bentuk muka yang terlihat feminim ataupun maskulin dan juga dari bau.

Bau? ya bau! Secara tidak sadar tubuh kita mengeluarkan suatu zat kimia yang dapat memacu respon sosial dalam kelompok spesies yang sama, bau tersebut dinamakan Pheromones



Pheromones ini sama seperti yang dihasilkan oleh binatang, tapi bedanya pheromones binatang berguna juga untuk menarik lawan jenisnya, memacu gairah seksual, menimbulkan rasa agresifitas, menandai teritorial daerah kekuasaan dan juga bau dalam kelompok yang menunjukan spesies yang sama.








Pheromones pada manusia dikeluarkan atau diproduksi melalui kulit, bebauan yang dihasilkan dalam jumlah besar diproduksi oleh kelenjar apocrine sebaceous , yang berkembang pada saat pubertas dan biasanya berasosiasi dengan kelenjar keringat. Kelenjar ini berlokasi dimana-mana pada permukaan tubuh manusia. Tetapi lebih terpusat pada area-area tertentu seperti:
1. Axillae (ketiak)
2. Puting (female/male)
3. Pubic hair, genital dan circumanal regions
4. Bibir
5. Eyelids (lipatan-lipatan kulit seperti kelopak mata)
6. Telinga bagian luar

Bau pheromones yang dikeluarkan oleh anggota keluarga biasanya memiliki bau yang sama dengan yang kita miliki. Karena kesamaan bau tersebutlah yang dapat membuat kita tidak tertarik dengan anggota keluarga kita. Dengan begitu incest taboo, yakni pernikahan dengan anggota keluarga dapat dihindari. Sebetulnya kita telah diberikan proteksi ekstra oleh yang di atas untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak baik. Karena bila terjadi incest taboo, kemungkinan besar anak yang akan kita miliki mengalami gangguan, entah itu cacat fisik ataupun gangguan mental. Menyeramkan bukan?

Bahkan sekarang sudah banyak beredar parfum-parfum yang DIKATAKAN sudah dimasukkan cairan pheromones untuk menarik calon pasangannya. Jadi ayo coba lihat dan dicium parfum pasangan kalian masing-masing untuk membuktikannya, apakah akan makin lengket atau tidak. :)