Hari ini di
kelas Teknik Wawancara kedatangan 3 orang tamu yang berbagi cerita serta suka
dukanya berkerja sebagai HRD. Sharing ini cukup menyenangkan dan menambah ilmu
bagaimana menerapkan ilmu Psikologi di lapangan langsung. Narasumber pertama bernama kak Lina,
Kak lina saat ini berkerja di bagian HR pada perusahaan food and beverages yang
cukup besar di Jakarta. Kak Dina juga menceritakan tentang pengalaman
berkerjanya di Papua. Di Papua, Kak Lina pernah berkerja sebagai HR, namun
tantangannya adalah beliau harus menghadapi para pekerja dari penduduk asli
sana yang mayoritas dari mereka tidak sempat ‘menikmati’ bangku sekolah.
Perbedaan kebudayaan dan pendidikan masyarakat papua, mengharuskan Kak
Dina untuk menjalankan tugasnya dengan cara yang berbeda, Kak Dina menjelaskan
bahwa teknik wawancara dalam setting formal tidak cocok untuk dilakukan kepada
penduduk lokal sana, sehingga Kak Dina mewawancarai pekerja di selang waktu
istirahat sambil menikmati makan siang. Setelah membangun rapport, barulah Kak
Lina menanyai masalah pribadi mereka.
Yang kedua adalah Kak Jeremiah Jerry Ishak, Kakak ini bercerita tentang
perkerjaannya sebagai HR di sebuah perkebunan kelapa sawit. Suka dan Duka
dilalui kakak ini, menurut kak Jerry, lebih banyak ‘suka’nya daripada duka yang
dirasakan, walaupun pernah ditodong sebilah golok saat sedang berusaha
mengerjakan perkerjaannya dengan baik. Saat itu kak Jerry sedang melakukan
proses rekrutmen, dan secara sengaja kak Jerry menolak seorang pelamar yang
ternyata adalah anak kepala suku dari kampung tersebut. Kak Jerry menolak anak
kepala suku itu karena anak kepala suku itu datang dengan keadaan mabuk.
Tetapi pesan kak Jerry adalah tetap tenang dan jangan panik saat
menghadapi masalah. Karena ketika kita panik, kita tidak akan dapat berpikir
dengan tenang dan memungkinkan untuk menambah masalah yang baru. Saat itu, “mass” tempat kak Jerry tinggal hampir
dibakar oleh penduduk sekitar dan telah dihadapkan dengan sebilah golok
dilehernya. Tetapi dengan tenang kak Jerry mencoba melakukan problem solving dan menemukan titik
permasalahannya. Setelah massa mengerti maksud kak Jerry, kak Jerry melakukan ice breaking dengan mengajak para massa
untuk membakar ayam dengan bensin yang dimaksudkan untuk membakar “mass” kak
Jerry.
Ada 3 hal yang ditekankan oleh kak Jerry dalam melakukan wawancara, yang
pertama adalah kita harus memiliki pengetahuan tentang perusahaan tempat kita
akan diwawancara, yang kedua, harus tahu siapa diri kita, dan yang terakhir,
kita harus tahu posisi orang yang kita wawancara. Semua itu berguna dalam
mencari informasi yang kita inginkan dari interviewee dan menjawab pertanyaan untuk
kita dari interviewer.
Pembicara yang ketiga adalah kak Philipus Opus, kak Philip mempraktekan
secara langsung proses interview di depan kelas. Kak Philipus berkerja sebagai
HR di toko kue ternama di Jakarta, untuk itu proses seleksi dan rekrutmen
karyawan harus dilihat dari segi kebersihan dan kerapian para pelamar. Tidak jarang
kak Phillipus mewawancarai pelamar dengan durasi hanya 2 menit. Dalam 2 menit
tersebut kak Philipus mengobservasi penampilan dan kerapian interviewee, bila
dirasa tidak memenuhi persyaratan, kak Philipus segera menyudahi proses
interview.
Begitulah sharing senior di
kelas Tekwan. Benar-benar kesempatan yang bagus untuk bisa mendengar
pengalaman-pengalaman kakak-kakak di bidang PIO ini. Semoga sharing ini dapat berguna bagi yang
ingin melakukan proses wawancara atau bahkan ingin masuk ke dunia PIO. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar