Minggu, 16 Februari 2014

Love and Sexs


Cinta, 

Cinta adalah suatu topik yang selalu menarik untuk dibicarakan. Apalagi dengan semakin dekat dengan Valentine Day, topik-topik cinta menjadi lebih hangat untuk didengar dan dibaca. 
Dimulai dari sejarah dari Western, cinta kedua pasangan cukup sulit diperjuangkan. Kita mengambil contoh dengan kisah Romeo dan Juliet, dimana hubungan kedua pasangan ini ditentang oleh kedua orang tuanya karena perselisihan-perselisihan keluarga mereka.  Akhirnya, Romeo dan Juliet tidak dapat bersatu sehingga nyawa mereka harus berakhir tragis. Namun dengan kematian mereka, keluarga mereka memutuskan untuk berdamai dan mengakhiri perselisihan.

Bila dibandingkan dengan cerita diatas, untuk memulai sebuah hubungan percintaan di jaman ini dapat dikatakan cukup mudah. Jarang sebuah hubungan pada saat ini dimulai dengan motif ekonomi, keangkuhan serta harga diri seperti pada jaman western itu. Remaja-remaja di Indonesia menjadi semakin bebas untuk menjalin hubungan. Bebas memilh pasangan, berpacaran, dan bahkan mereka  mulai bertindak hal yang melebihi batas. 

Perilaku Seksual.
ya tindakan-tindakan yang berhubungan dengan seksual. Tindakan ini tengah marak di kalangan pasangan remaja mulai marak di Indonesia. Dimulai dari para pasangan remaja yang sedang mengembangkan romantic love, romantic love meliputi perasaan ketagihan untuk bertemu pasangan, cemas saat bertemu dan tertarik pada kondisi fisik pasangannya. Rasa-rasa itu tak jarang berubah menjadi dorongan seksual. Dorongan-dorongan ini membuat seseorang ingin meng-explore lebih jauh tentang lawan jenisnya.

Memang bila menjalin hubungan pada dasarnya adalah sama-sama suka, yang berlaku juga pada behavioral reinforcement theories yang  berpendapat bahwa kita dapat mencintai seseorang karena seseorang tersebut memberikan kita perasaan positif, perasaan positif ini yang membuat kita menyukai mereka. Kita akan merasa nyaman dengan sikap mereka sehingga kita merasa kecanduan dan tidak dapat melepaskan mereka. Rasa takut kehilangan yang dihasilkan dan ekpetasi yang terlalu tinggi pada pasangan membuat kita terkadang lupa diri dan melakukan tindakan yang melewati batas yang berbau seksual.

Menariknya berbagai peristiwa yang tidak kita sadari perlahan mendorong kita untuk melakukan perilaku seksual terhadap pasangan. Seperti Pheromones, yakni bau yang dikeluarkan lawan jenis untuk menarik pasangannya.  menurut teori biologikal, neutransmiter dan otak kita berkontribusi untuk mempengaruhi perasaan kita. Kita perlu menyadari hal-hal di sekitar lingkungan kita. Nilai-nilai perlu dijunjung tinggi dan diklarifikasi sebelum melakukan hubungan seksual.

Untuk itu pentingnya melakukan komunikasi agar masing-masing pasangan dapat mengerti tentang apa kemauan sang pasangan dan mencari solusi bersama untuk masalah mereka. Sesuai dengan 3 tujuan utama dari komunikasi yaitu menuntaskan tugas, mempertahankan hubungan dan mengatur identitas kita. Dari 3 tujuan ini kita dapat membentuk hubungan yang baik dengan pasangan. Bahkan sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan-pasangan dengan komunikasi yang baik dapat berpikir dengan dasar “bagaimana jika?”. Pemikiran seperti ini membuat pasangan lebih matang dan berhati-hati dalam membuat keputusan sebelum melakukan hubungan seksual.

Perlu dipahami tipe komunikasi dari kedua belah pihak. Kecenderungan untuk melakukan report-talk lebih sering dilakukan oleh pria, pria melakukan komunikasi yang bersifat informatif, sedangkan untuk wanita lebih sensitif dan menuntut seseorang untuk memenuhi apa yang dia inginkan, jenis komunikasi ini memiliki daya suportif dan beberapa kata untuk memperkuat perasaan.

Semoga artikel ini berguna bagi pasangan-pasangan yang baru saja merayakan valentine terimakasih . :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar